Ditulis oleh WS Arianti
Sebagai pekerja kemanusiaan yang sering bekerja dalam situasi bencana, saya mempunyai strategi untuk mengurangi stres. Salah satunya menyisihkan waktu sejenak pada hari Minggu atau hari libur lainnya untuk pergi ke tempat wisata bersama teman-teman. Harapan saya. pikiran akan kembali segar dan siap bertugas dalam berbagai situasi. Kali ini destinasi pilihan kami pantai Bonebula yang dikenal sebagai “Surga yang Tersembunyi”.
Tampaknya semesta berpihak pada kami, Minggu pagi ini langit membiru cerah dan awan putih berarak menambah keindahannya. Sepanjang perjalanan, kami dimanjakan hamparan biru laut Donggala dan perbukitan hijau yang selamat dari terjangan ganas gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu.
Pantai Bonebula terletak di Dusun Simbe, Desa Limboro, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, sekitar 55km arah selatan Kota Palu. Perjalanan dapat ditempuh menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat, dengan waktu tempuh 90 menit dari pusat Kota Palu. Kami berlima berangkat bersama menggunakan mobil sewaan tanpa sopir, karena kami berlima bisa nyopir semua sehingga bisa bergantian dan suasana menjadi lebih cair. Berbagai cerita pengalaman lapangan selama bertugas di Palu mengalir deras. Suka duka dan cerita lucu mampu membangun kedekatan untuk saling menguatkan.
Karena asyik bercerita, tidak terasa Pantai Bonebula sudah ada di depan mata, sejenak saya terpana dengan birunya laut dan hamparan pasir putih di pantai. Pemandangan ini menjadi panorama pertama yang menyambut kedatangan kami. Setelah memarkir kendaraan, kami berlompatan tidak sabar ingin segera menjejakkan kaki menuju pantai dan berkeliling. Bebatuan karang yang berdekatan dengan bibir pantai menyempurnakan keindahan alam. Pantai Bonebula memiliki keindahan biota bawah laut yang sangat eksotis, kaya akan ikan hias dan terumbu karang yang dapat dilihat dengan jelas jika kita menyelam atau snorkling.
Di tempat ini ternyata juga terdapat pulau kecil, yang letaknya tidak jauh dari bibir pantai. Jika air laut sedang surut, kita dapat menikmati keindahan laut Bonebula dari atas pulau tersebut. Kami terus menjelajah sepanjang pantai, sampai saya menemukan tanda panah menuju arah utara ke Pusat Laut Donggala. Rasa penasaran menggelitik, membayangkan seperti apa pusat laut Donggala. Kami terus berjalan mengikuti petunjuk arah, menerobos jalan setapak yang rimbun dengan tanaman liar khas pantai. Tidak membutuhkan waktu lama, kami sampai di tepian kolam raksasa. Tempat inilah yang disebut Pusat Laut Donggala, berupa sumur raksasa seperti foto di bawah ini.
Sumur Raksasa |
Menurut cerita petugas yang sempat berbincang dan kami temui, sumur raksasa ini terbentuk secara alami dan dikelilingi oleh bebatuan yang bernama Pusentasi yang berasal dari bahasa Kaili, suku asli Sulawesi tengah. “Pusen” artinya Pusat, sedangkan “Tasi” berarti laut. Pusentasi atau yang lebih dikenal dengan nama Pusat Laut Donggala adalah sumur raksasa yang berdiameter 10 meter dan memiliki kedalaman 3-5 meter saat surut dan bisa lebih dalam lagi mencapai 7 meter, saat air laut pasang.
Selain merupakan fenomena alam, masyarakat memercayai Pusentasi juga memiliki cerita sebuah legenda. Seorang Putri Raja Towale bernama Yamamore, melarikan diri dari istana untuk menghindari perkawinan paksa. Dalam pelariannya, ia bersembunyi dengan cara menceburkan diri ke dalam telaga air asin. Sejak saat itu Yamamore menghilang dan tempat persembunyiannya dinamai Pusat Laut atau Pusentasi.
Pengunjung bisa berendam atau berenang di dalam sumur dan merasakan sensasi berenang yang luar biasa di dalam sebuah sumur raksasa, sambil menikmati air yang sangat jernih dengan warnanya yang biru seperti air laut. Tangga di dalam sumur menjadi alat bagi pengunjung yang akan naik ke atas setelah selesai berendam atau berenang di dalam kolam.
Konon katanya, di dalam sumur tersebut terdapat semacam lubang atau terowongan yang menghubungkan Pusat Laut Donggala dengan pantai karena jaraknya dari bibir pantai hanya sekitar 500 meter. Maka tidak heran, kalau air di Pusat Laut Donggala rasanya asin dan mengalami pasang surut. Banyak masyarakat setempat meyakini bahwa air di Pusat Laut Donggala ini dipercaya bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit, terutama penyakit kulit. Sehingga banyak pengunjung yang datang ke lokasi ini untuk sekadar mengambil airnya. Sumur raksasa ini juga disinyalir sebagai sumur raksasa pertama di dunia.
Ketika sedang berkunjung kemari, kita dilarang membuang sampah ke dalam kolam pusat laut dan sekitarnya. Kita juga dilarang membawa anak-anak, seperti yang terpampang dalam papan pengumuman yang terdapat di sana.
Jika ingin menikmati indahnya sunset di pantai seperti foto di atas, di sekitar Pantai Donggala terdapat beberapa penginapan yang cukup bagus dengan harga yang bervariasi, lumayan terjangkau dan murah. Jika merasa lapar dan haus, di sekitar pantai Bonebula dan Pusat Laut Donggala juga terdapat banyak warung makanan yang bisa kita nikmati masakannya.
Setelah matahari tenggelam ke peraduannya, kami pun beranjak meninggalkan pantai dengan berjuta kenangan seindah di surga. Memang sudah pernah ke surga, ya? He-he-he... Love you so much my country. 😊
Editor: APW
Foto: Dokumentasi penulis
No comments