Perempuan Batak yang pernah menjadi pengelola majalah dinding saat SMP, kini terpilih menjadi salah satu peserta dari sepuluh Balige Emerging Writers BWF 2024.
Sosok yang lebih dikenal dengan nama Bintang SH ini memiliki nama lengkap Theresia Bintang Hutabarat Bintang. Perempuan bersuamikan Pak Situmeang sekaligus putri dari Pak Hutabarat ini mengambil inisial SH untuk disematkan di belakang nama penanya. Penyuka warna merah, oranye, dan hijau ini adalah seorang istri yang dikaruniai sepasang putra dan putri sampai saat ini.
Bintang selalu semringah setiap kali memiliki kesempatan leyeh-leyeh karena dia dapat mengisi waktunya dengan kegiatan membaca. Kecintaannya pada dunia literasi membawanya terus menulis, hal yang tanpa disadari dan direncanakan menjadi sesuatu yang dia sukai. Perempuan yang kini sengaja menekuni kegiatan menulis itu berpendapat, hal alamiah dan mengasyikkan itu merupakan bakatnya.
Pengelola Mading yang Mulai Menekuni Bakatnya
Kesukaannya menulis tertanam sejak Bintang masih duduk di bangku SMP. Berawal dari kontribusinya menjadi salah satu pengelola majalah dinding yang saat itu peminatnya terbilang sedikit, dia bahkan sempat menerbitkan majalah di sekolahnya kendati hanya dua edisi. Kini setelah cukup lama berkecimpung di dunia literasi, pengalaman menarik baginya adalah bertemu, mengenal, dan belajar dari para ahli ternama di bidang tulis-menulis. Mereka yang awalnya hanya diketahui melalui media, kini bisa ditemui secara langsung dan dikenalnya secara personal. Pengalaman menarik yang mengesankan lainnya menurut Bintang adalah saat tulisannya dikurasi kemudian lolos dan layak untuk diterbitkan.
Sampai saat ini Bintang bekerja di sebuah kantor konsultan akuntan, tepatnya di divisi internal firm services yang mengurusi kebutuhan internal kantor mulai dari properti hingga kebutuhan pantri. Perempuan ekstrover yang pandai bergaul ini tidak memiliki waktu khusus untuk menulis, dia terbiasa menulis di sela-sela kesibukannya karena kebanyakan cerita yang diangkatnya terinspirasi dari kejadian-kejadian yang berlangsung di lingkungan sekitarnya. Tidak terkecuali hal-hal kecil yang sering kali menyentuh perasaan. Bintang juga berbagi sedikit tipsnya untuk mengasah kemampuan menulis, yaitu dengan membiasakan diri menulis unggahan di Facebook, Instagram, maupun platform media sosial lainnya.
Melepas Impiannya Demi sang Mama
Pada 2024, Perempuan berdarah Batak ini semakin menampakkan taringnya di dunia literasi melalui prestasinya yang terpilih sebagai salah satu peserta dari sepuluh Balige Emerging Writers di Balige Writing Festival (BWF) 2024. Kesempatan itu terbuka setelah Bintang melihat undangan Emerging Writers BWF 2024 di salah satu sosial media. Dia memberanikan diri mengirimkan beberapa buku antologi dan tulisannya karena tidak adanya batasan umur untuk peserta. Judul antologi yang dikirimkannya antara lain; Rumah Berdinding Kisah, Kopi Tanpa Gula, Sesat penenun Mengapa Pengkhotbah Kena Tenung dan antologi asmaraloka berjudul Jalan Cinta Depp.
“Di Perlima kita diarahkan untuk terus menulis, maka dari itu kita punya dokumentasi karya kita. Bagus, kan?” tanyanya antusias. Sayangnya, satu hari menjelang keberangkatannya Bintang harus membatalkan kepergiannya karena kesibukan mengurusi sang mama yang terkena serangan strok.
“Rasanya seperti kasih tak sampai, daku batal berangkat ke Balige,” adunya. “Mestinya bila tidak ada kejadian ini, besok aku berangkat dengan membawa serta buku-buku antologi Rumah Berdinding Kisah dan Kopi Tanpa Gula dari Perlima untuk kubagikan kepada sembilan peserta lainnya dan narasumber BWF 2024 nanti,” tambah Bintang.
Bintang SH |
Satu Pintu Tertutup, Ada Celah Baru dari Pintu yang Lain
Di balik kesedihannya merelakan kesempatan itu, ternyata banyak pihak yang tetap mendukungnya. Salah satunya adalah kurator BWF 2024, Bapak Nestor Rico Tambun yang menyarankannya untuk tidak bersedih serta mengingatkan Bintang agar terus berlatih dan menekuni literasi.
“Dari beliau dan seorang teman di Emerging Writers, aku mendapat informasi masih ada gelaran literasi lain yaitu Depok Writers Festival yang sedang dipersiapkan dan kegiatan literasi Padang Panjang. Hal ini semacam satu pintu tertutup, tapi ada celah terbuka dari pintu yang lain,” tuturnya.
Salah satu harapan Bintang bagi Perlima adalah “berkiprah yang berkelanjutan”. Menurutnya, dia dapat bertumbuh bersama melalui komunitas Perempuan Penulis Padma. Beberapa buku antologi yang telah ditulis Bintang antara lain Menulis Kota, Tak Mudah Terpadamkan, Perjuangan Melahirkan Buah Hati, Rumah Berdinding Kisah, Sebelum Terbang, Kopi Tanpa Gula, Asmaraloka Cinta Tak Pernah Salah, antologi berbahasa Inggris Finding Peace, serta fitur yang dimuat di majalah NowJakarta! Street Food.
No comments